Kisah Hero Mobile Legends: Xavier, the Defier of Light. Halo guys, kali ini enterz.id akan memposting tentang kisah hero Mobile Lengends yaitu Xavier, the Defier of Light atau Penentang Cahaya. Hero ini kemungkinan rilis akhir Maret 2022. Xavier adalah mage setengah elf dengan kemampuan spesialisasi Damage dan Guard. Hero ini memiliki kisah yang berkaitan dengan Yin dan Melissa. Xavier adalah salah satu Arbiter of Light, seperti Alucard, yang mengabdi untuk Monastery of Light. Namun, akhirnya Xavier memutuskan untuk meninggalkan gereja setelah beberapa peristiwa. Simak kisah hero Xavier dari game Mobile Legends berikut ya..
“Kali ini, pilihan ada di tanganku..”
Xavier
Story
Masa kecil Xavier
Xavier lahir di keluarga pedagang biasa di kota Lumina. Satu-satunya hal yang tidak biasa adalah ibunya, seorang Light Elf (seperti Eudora dengan mata birunya). Mungkin karena keturunan Elf, Xavier terlahir terlahir dengan kecerdasan luar biasa dan mata berwarna biru safir. Ayah Xavier sempat memiliki harapan tinggi pada Xavier, beranggapan bahwa putranya bisa membawa kemakmuran. Sayangnya, Xavier sama sekali tidak tertarik pada bisnis keluarganya dan bergabung ke Monastery of Light (Gereja Cahaya) begitu ia cukup umur. Sebelum pergi, ibu Xavier memberikan sebuah jubah sihir yang dibuat oleh para Elf.
Ketika masih kecil, Xavier sering menyelinap keluar rumah untuk bermain dengan kucing jalanan di malam hari. Ia menamai para kucing yang ia temui, seperti ‘pahlawan’, atau ‘naga jahat’, sedangkan Xavier menyebut dirinya ‘komandan’. Xavier sangat menyukai petualangan kecilnya, sampai suatu hari kucing yang ia namai ‘naga jahat’ menghilang. Ia mencari ‘naga jahat’ dan mendapati banyak anjing liar mengerumuni ‘naga jahat’. Saat anjing-anjing tersebut hendak menyerang ‘naga jahat’, Xavier bergegas menuju ‘naga jahat’ dan melindunginya. Xavier kecil memejamkan matanya dan untuk pertama kalinya ia merasakan amarah dan energi panas di seluruh tubuhnya. Pergerakan para anjing liar yang berusaha menyerang Xavier terhenti secara tiba-tiba setelah ia merasakan ada energi misterius terhempas dari tubuhnya. Masih memegangi ‘naga jahat’, Xavier tidak sadar bahwa ialah yang menyebabkan fenomena tersebut. Itulah momen pertama kali Xavier membangkitkan sihir mistik-nya, kekuatan langka yang hanya pernah muncul beberapa kali dalam sejarah.
Mengabdi untuk Monastery of Light
Bagi para pengikut Cahaya, Gereja Cahaya adalah tempat suci yang mereka inginkan untuk bergabung. Tapi, hanya sedikit dari mereka yang mampu lolos seleksi ketat di Gereja. Xavier mampu lolos seleksi di Gereja Cahaya dengan mudah. Di perpustakaan gereja, Xavier menemukan mantra yang sempurna untuk sihir mistiknya di dalam buku kitab kuno. Sebuah mantra yang membuat kekuatan sihirnya meningkat seiring dengan banyaknya energi sihir di sekitarnya. Dengan kontrol, partikel sihir akan terbelah dan meledak, menghasilkan ledakan energi yang kuat.
Rod Sinon, salah satu Bishop di Gereja Cahaya, mengetahui bakat dan potensi Xavier. Sang bishop merekrut Xavier untuk bergabung ke dalam Knight of Light, pasukan ksatria cahaya yang terdiri atas pengikut setia Cahaya. Kaisar Moniyan sudah beberapa kali membubarkan pasukan Knight of Light, dan baru-baru ini terbentuk kembali setelah Dyrroth melakukan invasi.
Setelah itu, Xavier selalu menjalankan dan menyelesaikan misi yang diberikan oleh Gereja. Di pertemuan Cahaya, Bishop Rod Sinon memberikan Xavier lencana cahaya dan mengumumkan Xavier sebagai anggota baru Arbiter of Light.
Pembantaian di Serikat Guild Free Smith
Xavier kemudian menerima suatu misi untuk memberantas para pendosa dari serikat guild Free Smith. Seusai perintah, Xavier harus membantu ‘Ravens‘, pasukan rahasia gereja. Bishop Rod Sinon merekrut orang-orang dari berbagai latar belakang, yang ingin menebus dosa mereka, untuk menjadi bagian dari Ravens. Mereka benar-benar seperti gagak yang bersembunyi di balik bayang-bayang. Tujuan para Ravens adalah untuk mematuk semua sampah yang menghalangi turunnya cahaya.
Dengan satu jentikan jari, dinding benteng dari serikat guild Free Smith roboh akibat serangan Xavier. Sayangnya, pemandangan yang terjadi setelah itu membuat Xavier berhenti dan terkejut. Benteng tersebut berisi perempuan, anak-anak, dan orang tua. Dan di tanah tergeletak seorang wanita yang terluka akibat sihir mistik Xavier. Wanita tersebut masih berusaha melindungi bayinya. Namun, para Ravens tetap membinasakan semua penghuni benteng tersebut.
Meragukan Monastery of Light
Xavier masuk ke bagian terdalam benteng serikat Free Smith. Berdasarkan perkataan istri dari seorang pandai besi di tempat itu, Xavier mempelajari fakta di balik penyerangan tersebut. Serangan tersebut sama sekali bukanlah untuk memberantas para pendosa, melainkan untuk merebut teknik enhancement dari guild tersebut. Untuk pertama kalinya, Xavier meragukan misi yang ia dapat dari Archbishop. Selagi Xavier ragu untuk melanjutkan misi, salah seorang Raven di belakang Xavier sudah melemparkan pisaunya dan membunuh wanita tersebut.
Xavier berteriak dengan marah, “Aku bersumpah untuk menghukum para pendosa, tapi tak pernah membayangkan pembantaian keji seperti ini!” dan membuat para Ravens terkaget. Masih marah, Xavier memerintahkan para Ravens untuk melakukan evakuasi. Kemudian Xavier menempatkan seorang anak berambut merah ke panti asuhan gereja tersebut. Anak tersebut adalah Julian, hero yang nantinya akan rilis setelah Xavier.
Arbiter of Light yang lain, Alucard, menyaksikan kejadian tersebut. Alucard berusaha untuk menutupi kejadian tersebut demi Xavier, tapi entah bagaimana Bishop gereja tetap mendapatkan informasi tersebut.
Bagi sang Bishop, apa yang Xavier lakukan setara dengan membantu para pendosa. Merasa kecewa, Bishop memerintahkan Xavier untuk melakukan misi sangat berbahaya ke perbatasan Kekaisaran untuk melawan Abyss. Dalam sepuluh tahun misi melawan Abyss, Xavier selalu dihantui oleh apa yang ia lihat di benteng serikat Free Smith. Ia tidak lagi memiliki semangat untuk menjalankan perintah yang ia dapat.
Meninggalkan Monastery of Light
Bishop Rod Sinon naik menjadi Arcbishop baru. Rod Sinon memanggil Xavier dan memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke sisinya untuk memimpin penjaga dalam mengatur tatanan kota Lumina. Xavier mengambil kesempatan tersebut dengan penuh entusias. Tanda-tanda pendosa sudah hampir lenyap dari kota Lumina berkat Arcbishop baru tersebut. Atau begitulah yang gereja katakan.
Sayangnya, Xavier sekali lagi menyaksikan ketidakadilan yang dilakukan oleh gereja dan sekarang benar-benar tidak percaya pada propaganda gereja. Ia mulai menghina, mensarkas rekan-rekannya, dan hanya melakukan tugas minimum untuk menyelesaikan tugasnya. Xavier sudah beberapa kali terpikir untuk meninggalkan gereja.
Xavier mendapatkan misi baru untuk berpatroli di kota Lumina saat ada pertemuan Cahaya yang diadakan oleh Arcbishop. Di misi tersebut, Xavier melihat Melissa dan Yin yang dikejar oleh para monster. Xavier secara diam-diam mengamati Yin dan Melissa, padahal seharusnya Xavier menangkap mereka berdua yang diduga sebagai pendosa. Tapi, begitu melihat Yin terluka sambil melindungi seorang anak kecil, Xavier teringat akan kejadian di benteng Free Smith.
Kala itu, Xavier yang masih muda tidak memiliki pilihan. Tapi sekarang?
“Haruskah aku menangkap mereka, membiarkan mereka pergi, atau…“
Kemudian Xavier berkata, “Kali ini, pilihan ada di tanganku..”
Menemukan Jalan Pilihannya Sendiri
Tentunya Xavier membantu Yin dan Melissa. Namun, begitu Xavier membantu mereka mengalahkan monster, para Ravens langsung menyerbu Xavier. Xavier segera membasmi para Ravens yang menyerangnya. Setelah mengalahkan para Ravens, Xavier membuang lencana Arbiter of Light miliknya, menjadi seorang Defier of Light.
Comment on “Kisah Hero Mobile Legends: Xavier, the Defier of Light”