Kisah Hero Kalea, The Surging Wave. Kalea adalah hero mobile legends dengan role support/fighter, yang rilis pada tanggal 19 Maret 2025. Ia memiliki spesialisasi control dan regen, sehingga cocok menjadi Roamer. Berasal dari Vonetis Sea, gadis muda ini dekat dengan hero Kadita dan Badang. Berikut ini adalah kisah hero Kalea:
Keturunan Great Serpent
Di Vonetis Sea, suatu pulau dengan nama Solari Isle sedang menghadapi badai terbesar abad ini. Ombak semakin meninggi, guntur bergemuruh melewati awan kelabu.
Para penduduk desa di pulau itu panik, angin topan datang tanpa peringatan dan satu perahu nelayan belum kembali dari lautan. Kemudian mereka berdoa kepada suatu berhala kuno berwujud seorang gadis, berharap gadis keturunan Great Serpent itu akan mendengarkan doa mereka dan membawa kembali nelayan tadi dengan selamat.
Nama gadis itu adalah Kalea.
Anak-anak di Solari Isle, memeluk mainan mereka yang mirip dengan sosok Great Serpent, mulai menyanyikan suatu lagu.
“Angin menderu; ombak meraung. Oh Great Serpent, sekuat gunung, menahan gelombang pasang yang mengamuk..”
Nyanyian mereka terdengar semakin mengecil karena badai semakin mengganas. Tiba-tiba saja, ekor ular menyapu ombak menuju kedalaman.
Legenda seribu tahun lalu berkata, seekor ular raksasa muncul dari laut untuk melindungi pulai ini. Ia melahap topan dan menghentikan gelombang laut setinggi gunung dengan badannya hingga menghabiskan seluruh kekuatannya. Sebelum Great Serpent mati, ia meninggalkan satu telur. Setelah seribu tahun, secara misterius seorang gadis lahir dari telur itu. Gadis itu memiliki tubuh manusia, berkah dari bumi, dan ekor ular, berkah dari lautan. Dewi Kadita menamainya Kalea dan membawanya ke lautan di mana ia melihatnya tumbuh.

Krisis Jati Diri Kalea
“Oh Pak Penyu Laut, mengapa engkau berenang lambat sekali?” Kalea bercanda selagi ekornya membungkus penyu itu dan melemparnya kembali ke laut dengan kekuatannya yang begitu mengejutkan. Setelah melihat percikan air hasil lemparannya, ia mengangguk puas.
“Hiu konyol, mengapa engkau begitu lemah?” Kalea memutar ekornya dengan kecepatan tinggi, mengaduk laut hingga menghasilkan arus bawah laut yang sangat kuat. Akibatnya hiu-hiu itu terombang-ambing, padahal Kalea berhasil berenang menjauh dengan mudah. “Oh, mungkin itu karena ekor kalian sangat mungil!”
Kalea telah membangkitkan kekuatan Great Serpent di usia muda, akan tetapi ia tidak pernah bisa mengontrolnya. Kekuatannya akan keluar secara tiba-tiba, mengacak-acak lautan, sehingga mengkhawatirkan makhluk laut yang hidup di sana. Bahkan Kalea sendiri mulai khawatir. Setiap kali ia mencoba menggunakan kekuatan penuh Great Serpent, kekuatannya selalu menjadi tidak terkendali.
Kalea percaya bahwa ini adalah sebab dari tubuh manusianya yang lemah. “Lihatlah para manusia lemah itu. Mereka lebih lambat dari penyu, dan bahkan takut kepada hiu!” Jika saja ia tidak punya tangan kaki menyebalkan ini, ia berpikir, mungkin bisa berenang lebih cepat! Jika Kalea bisa berubah menjadi Great Serpent seutuhnya, tidak akan ada monster di laut maupun daratan yang bisa menandinginya! Oh, sungguh Kalea ingin menggapai hari itu. Kadita, yang secara diam-diam mengawasinya, hadir dan menjelaskan bahwa Kalea tidak bisa melepas kulitnya seperti ular. Karena tidak bisa menerima perkataan Kadita, Kalea menantang berbagai macam makhluk kuat, berharap bisa membuktikan dirinya pantas akan kekuatan Great Serpent.

Kalea Melawan Elemental Jahat
Suatu hari, saat berpetualang di pantai Solari Isle, Kalea diserang oleh gerombolan elemental jahat. Setelah mendengar keributan ini, para penduduk desa yang dipimpin oleh Badang, datang menyelamatkan Kalea. Selanjutnya Badang mendirikan tembok pasir raksasa dengan tinjunya untuk memisahkan para elemental, sedangkan para penduduk desa melemparkan tombak dan jaring ikan untuk menangkap mereka. Pada akhirnya, usaha bersama mereka berhasil mengalahkan para elemental itu.
“Para manusia ini.. Mungkin mereka tidak begitu lemah..”
Kalea Mulai Akrab dengan Penduduk Solari Isle
Kalea diam-diam mulai mempelajari cara Badang bertarung dengan tinjunya sambil mengupas pisang dengan jari-jarinya. Sebagai keturunan Great Serpent, Kalea selalu enggan untuk belajar dari manusia, akan tetapi ia sangat penasaran akan kehidupan unik mereka. Meskipun ia mencoba menjaga jarak dari penduduk desa, entah mengapa ia selalu merasa kekuatannya terhubung dengan mereka. Setiap kali ia menggunakan kekuatannya, ia selalu merasa ingin mencari orang-orang yang membutuhkan bantuan dan menyembuhkan mereka.
“Aku hanya ke sini untuk menguji kekuatanku dengan Badang!” Kalea akan berkata demikian saat ia semakin sering bermain ke Solari Isle. Tentunya Badang pun selalu tersenyum tak berdaya dan pura-pura kalah. Badang paham setelah sering sparring melawan gadis ini, Kalea tidak lagi ingin membuktikan kekuatannya.
Menumbangkan satu pohon kelapa dengan satu pukulan, membebaskan perahu nelayan terdampang dengan ekornya, tindakannya tidak lagi demi harga dirinya. Saat penduduk desa berkumpul untuk mengucapkan terima kasih, Kalea selalu meletakkan tangannya di pinggulnya dan dengan bangga mengatakan, “aku tidak sedang menolongmu, aku hanya bosan dan melatih ekorku!” Meskipun demikian, penduduk desa bisa melihat wajahnya memerah malu karena pujian.
Kalea Menjadi Pelindung Solari Isle
Ekor raksasa menembus ombak dengan kecepatan tinggi. Di permukaan, deru angin menyebabkan ombak menjulang sangat tinggi. Satu perahu nelayan yang terjebak di dalam badai, terbang tinggi di ujung ombak, sebelum akhirnya jatuh terbanting dengan keras.
Splash! Kalea langsung beraksi. Selanjutnya Kalea meraih sisi perahu dan dengan lembut meletakkan nelayan kembali ke perahu menggunakan ekornya. “Manusia sungguh rapuh! Tapi kau cukup berani berada di luar sana meskipun kau tidak punya ekor!” Kalea memproklamasikan hal itu saat berdiri dengan gagah. Kekuatan Great Serpent keluar dari tubuhnya dan mengalir ke para nelayan, menyebabkan mereka memuntahkan air laut yang mereka telan. Secara ajaib, mereka kembali sembuh seolah tidak terjadi apa-apa.
“Maaf perahunya tidak terselamatkan, tapi berkat itu kalian bisa menyaksikan kekuatan Great Serpent!” Tanpa menunggu balasan, Kalea meraih tangan para nelayan itu dan terjun dari perahu sambil meluncur menuju pantai.
Dengan ekornya, Kalea memantul-mantul di atas ombak, menunggangi angin dan menerobos ombak. Kalea melihat refleksi dirinya di air, ekornya bergerak dengan tujuan, dan tangannya memegang para nelayan dengan erat. Itulah jati dirinya. Dia tidak lagi ingin menjadi Great Serpent.
“Mungkin tubuh ini tidaklah seburuk itu!”

Dengan ombak di belakangnya, pantai mulai terlihat. Seorang anak kecil yang membawa boneka Great Serpent dengan senang menunjuk pada lautan dan berteriak:
“Lihat! Itu Kalea!”
Dengan ekor ularnya, keturunan Great Serpent ini berenang dengan bangga dan anggun di Vonetis Sea.
Referensi: MLBB Fandom